BENGKULU SELATAN| POERNAMAnews.com —Tim keluarga 02 Medio Yulistio juru bicara tim 02 yang didampingi oleh Ketua ASBS Herman Lufti, Ketua FPWK Mawardin, dan mantan Bupati Bengkulu Selatan Dirwan Mahmud menyampaikan sikap atas setelah berlangsungnya perhitungan suara disetiap Tempat Pemilihan Suara (TPS) dan Kecamatan di tingkat Kecamatan sudah melaksanakan pleno tentang kondisi demokrasi kita yang kemarin baru dilaksanakan Pemilihan Suara Ulang (PSU) Pilkada Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Bengkulu Selatan dan ada beberapa hal yang menjadi ujensi bukan hanya persoalan kemenangan salah satu Paslon, tapi tenang bagaimana cara kita sebagai warga negara sebagai masyarakat Bengkulu Selatan untuk menghidupkan demokrasi yang sehat, demokrasi yang benar sesuai dengan aturan hukum dan norma-norma demokrasi yang berlangsung di masyarakat itu yang paling penting. Selasa, 22/04/2025.
Nedi Sulistio selaku juru bicara tim 02 Suryati Najamudin dan Ii Sumirat menyampaikan sikap tentang adanya modus kejahatan Pilkada di Bengkulu Selatan.
“Ada beberapa peristiwa yang terjadi minggu belakang yang mewarnai dalam proses pemilu ini telah mengganggu demokrasi kita, jadi sebagai pendahuluan tujuan dari pemilihan Kepala Daerah yaitu suatu proses pergantian kekuasaan secara damai, berkala dan sesuai amanat konstitusi sehingga menciptakan pemimpin yang betul-betul dipilih rakyat sesuai dengan keinginan masyarakat. Namun, tidak semua proses Pilkada dapat diselenggarakan dengan baik. Selalu muncul modus-modus kecurangan yang semakin lama semakin berbahaya. Maka yang perlu diantisipasi oleh Pemerintah modus baru-baru ini, jika tidak ditindaklanjuti maka proses Pilkada tidak akan pernah sesuai dengan harapan kita bersama,”paparnya.
“Terkait dengan modus baru kejahatan Pilkada yang lebih berbahaya yang baru-baru ini terjadi dalam Pemilihan Suara Ulang (PSU) Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Bengkulu Selatan yaitu pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan menganulir saudara Gusnan Mulyadi dan laksanakan PSU Pilkada yang sebelumnya digugat oleh Paslon 03 Rifa’i Tajuddin dan Yevri Sudianto ini dan mengganti Paslon 02 Suryati Najamudin dan Ii Sumirat. Namun dalam proses pemilihan tersebut dinodai dengan kecurangan modus baru yang sangat berbahaya dan mengancam demokrasi kita,”imbuh Medio.
“Maka pasangan 02 Suryati Najamudin dan Ii Sumirat sebelumnya yang kami ketahui dalam fakta adalah memiliki elektabilitas yang tinggi dan mustahil bisa dikalahkan karena angka elektabilitas itu diatas 71%. Itu yang kami dapat semua dari lembaga survei yang kami gunakan. Setelah itu kami juga yakin karena Paslon 02 didukung penuh oleh Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi yang sebelumnya dianulir sebagai calon dalam proses diruang Mahkamah Konstitusi bersama Ii Sumirat mencapai 37% suara dan Paslon 03 memiliki suara sebanyak 35%,”tambahnya.
“Dukungan terhadap pasangan 02 Suryati Najamudin dan Ii Sumirat juga diperkuat dengan dukungan Agusrin Najamudin mantan Gubernur Bengkulu dan Dirwan Mahmud mantan Bupati Bengkulu Selatan. Sampai malam tanggal 18/04/2025 elektabilitas 02 masih diatas 70%. Maka kemudian ada kejahatan ditangkap dan diviralkan seolah-olah calon Wakil Bupati Bengkulu Selatan Ii Sumirat melakukan kejahatan besar. Ini yang sangat mempengaruhi peristiwa besar mempengaruhi cara pandang pemilihan kita yaitu kejahatan dengan modus baru dalam PSU dengan menggunakan kekerasan psikologis dan perbal yaitu dalam peristiwa ini saudara Ii Sumirat pada saat malam tanggal 18/04/2025 ditangkap ditengah perjalanan oleh tim 03 pada saat akan mengunjungi keluarga Ii yang melakukan hajatan di Kecamatan Seginim. Dalam peristiwa tersebut tim 03 berjumlah sekitar 50 orang secara beramai-ramai menghadang mobil calon Wakil Bupati Bengkulu Selatan, saat itu tim 03 melakukan penggeledahan seolah-olah sebagai aparat kepolisian yang melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terkait perkara korupsi dan mereka membangun narasi melalui video Ii Sumirat telah ditangkap oleh pihak kepolisian. Dengan adanya peristiwa yang diviralkan tersebut langsung menjatuhkan elektabilitas 02 yang sebelumnya 71% anjlok sampai 46%,”ungkap Nedi lagi.
“Akibat ini masyarakat Bengkulu Selatan langsung menjadi golput atau tidak melakukan hak pilihnya. Ada 31% pendukung 02 tidak melakukan hak pilih diakibatkan viralnya berita bohong atau hoax tersebut dan masyarakat sudah terlanjur percaya dengan berita tersebut dikarenakan tidak ada ruang bagi masyarakat untuk melakukan klarifikasi atas kejadian tersebut. Sehingga masyarakat yang malam 18/04/2025 sudah memiliki pilihan untuk mencoblos 02 akibatnya tidak melakukan hak pilih ditanggal 19/04/2025 karena termakan kabar bohong tersebut sehingga masyarakat beranggapan percuma saja,”tutupnya. [Andi]